VISITORS

hit counter

Sabtu, 27 September 2008

Tehnik Senam Jari



Sebelum melakukan tehnik senam jari, hendaknya Anda melakukan pemanasan/stretching pada tanggan anda khususnya.Kemudian pelajari juga cara memetik gitar yang benar, caranya: taruh tangan Anda pada bagian tremolo (ujung pangkal senar pada body gitar) usahakan bisa memetik mulai dari senar ke 1 sampai senar ke 6 tanpa menggeser posisi tangan Anda tadi.Lalu, coba Anda melatih memetik gitar dengan menggunakan pick secara down up (turun naik) pada senar 1 sampai senar 6 dengan tempo yang stabil.Berikut salah satu tehnik senam jari:



Bagian pertama:



E|————————————————————–1–2–3–4–
B|————————————————–1–2–3–4————–
G|————————————–1–2–3–4————————–
D|————————–1–2–3–4————————————–
A|————–1–2–3–4————————————————–
E|–1–2–3–4————————————————————–




Keterangan :



Senar dipetik turun dulu, baru naik, begitu seterusnya (nomor yang ganjil turun, yang genap naek)
Bagian kedua:



E|–4–3–2–1————————————————————–
B|————–4–3–2–1————————————————–
G|————————–4–3–2–1————————————–
D|————————————–4–3–2–1————————–
A|————————————————–4–3–2–1————–
E|————————————————————–4–3–2–1–



Keterangan :



Senar dipetik naek dulu, baru turun, begitu seterusnya (nomor yang ganjil naek, yang genap turun)
Lakukan kedua bagian di atas secara berurutan, maksudnya bagian kedua adalah sambungan bagian pertama, jadi sebenarnya bagian pertama dan kedua tidak terpisah, setelah pertama lalu langsung kedua.Lakukan dengan tempo perlahan kemudian tambah kecepatan temponya secara bertahap. Hendaknya senam jari dilakukan minimal selama 30 menit sehari selama seminggu

Mari kita mengenal bagian-bagian gitar




Cukup dengan gambar di bawah ini, semoga sudah cukup menjelaskan bagian-bagian dari gitar.


Mari kita simak gambar berikut:




Bagian Gitar Akustik



Bagian Gitar elektrik

Tips Memilih dan Membeli Gitar Elektrik


Anda mau membeli gitar elektrik? Tetapi bingung cara memilihnya?Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih gitar elektrik:
Pertama…

Jelas datang dahulu ke toko alat musik, melihat-lihat, dan ketika suatu saat anda tertarik pada sebuah gitar yang dipajang disitu, mintalah dengan baik-baik kepada penjaga. Katakan bahwa anda hendak mencobanya (karena kalau mintanya dengan kasar ntar dikira mau ngerampok, kalo ambil sendiri nanti dibilang maling…).
Jangan lupa minta di-tune atau di-stem dahulu. Karena biasanya gitar yang dipajang dalam kondisi kendor. Atau anda bisa menstemnya sendiri (tapi saya sarankan, mendingan minta distem penjaganya aja, biar kalau senarnya putus tidak disuruh ganti…).
Nah.. Kalau anda sudah memegang gitar tersebut, saatnya anda mencoba dan memeriksanya. Berikut adalah beberapa yang perlu diperiksa:
1. FretboardFret
FretboardFret adalah garis-garis bar yang ada di neck gitar (udah tahu…!!). Letak fret sangat berpengaruh pada ketepatan pitch (tinggi rendah nada). Geser sedikit saja akan sangat berpengaruh terhadap ketepatan nadanya. Kalau banyak orang bilang “falls”. Apalagi untuk gitar-gitar yang tergolong murah. Karena dibuat secara massal, maka anda patut curiga bahwa ada satu-dua produk yang gagal. Jangan sampai anda ketimpa sial, mendapatkan yang gagal tersebut.
Selain falls, kadang juga ketinggian fretnya tidak menurun secara gradual maka akan mengacaukan nada-nadanya, atau mengakibatkan suara pecah. Bahkan untuk gitar-gitar yang tergolong mahal, jangan pernah percaya sebelum mencoba. Siapa tahu ada kesalahan produksi, udah beli mahal-mahal, rusak, gak boleh dibalikin. Repot…
Gitu aja koq repot… gak usah repot. Cobalah dengan metode yang sangat sederhana. Mainkan barre chord (akor tegak) dari F. Dengarkan, ada yang falls atau tidak. Kalau tidak, maju ke F#, dengerin lagi, maju ke G, begitu seterusnya, sampai fret paling ujung. Hati-hati justru fret-fret di ujunglah yang sering falls, karena jarak antar fretnya saling berdekatan. Jadi meleset sedikit saja akan fatal akibatnya. Kalau ada yang falls maka itu bukan pilihan yang bagus.
Atau bagi yang kepingin lebih gaya, mainkan tangga nada mayor diatonis, (jangan pentatonis karena nadanya terbatas). Jelajahai tiap fret, ingat, tangga nada dahulu, jangan improvisasi dahulu, karena ini mencoba gitar bukan pamer kemampuan. Baru sesudah yakin tidak ada yang falls, silahkan mau pamer kemampuan terserah anda.
Untuk seting action senar (ketinggian senar dari fingerboard) bisa disesuaikan sendiri di rumah. Jika konstruksi fret yang anda pilih sempurna, maka anda dapat menseting senar sedekat mungkin dengan permukaan fret tanpa resiko buzzing.

2. Kayu / bahan
Tidak gampang untuk mengetahui bagus dan tidaknya sebuah kayu. Apalagi rata-rata gitar pabrikan sudah dicat tebal dan tidak lagi terlihat pori-porinya. Karena kayu dengan jenis samapun, bisa memiliki kualitas yang berbeda. Dua buah mahogani dari pohon yang sama, bisa menghasilkan lembaran papan yang berbeda kualitasnya. Hanya empu-empu gitar berpengalaman yang dapat mengetahui kualitas sebuah kayu hanya dengan mendengar suaranya ketika diketok dengan jari.Namun setidaknya ada sedikit panduan tentang bahan kayu ini (Panduan ini hanya untuk memberi informasi karakter tiap kayu bukan masalah kualitasnya). Biasanya dalam katalog tertulis bahan kayu yang digunakan untuk gitar tersebut (jika tidak menipu). Body dari kayu tertentu, neck dengan kayu tertentu, dan fingerboard dengan kayu tertentu. Berikut adalah karakter-karakter untuk kayu tersebut.Pertama, kayu untuk body: Paling banyak, body menggunakan mahogany. Mahogany memiliki karakter sound yang bright dan attack yang kuat dan tajam. Namun bobot yang sedikit lebih berat. Bahan lain adalah Alder dengan sound warm dan bobot yang ringan. Tidak kalah populer adalah maple. Namun biasanya bodi dengan maple hanya sebagai lapisan, bukan utuh seluruh bodi. Karakter sound yang dihasilkan tebal. Ada pula Bassword dengan karakter yang warm. Dan lain-lain.Ke dua, kayu untuk neck: bahan neck tak kalah pentingnya dengan bahan untuk body. Pada umumnya menggunakan maple, namun tidak menutup kemungkinan bahan lain. Tetapi selama ini yang dianggap paling baik untuk neck adalah maple. Karena kekuatan serta kelenturannya.Ke tiga, kayu untuk fingerboard. Fingerboard ada yang satu bahan kayu utuh dengan neck, ada pula yang menggunakan kayu yang berbeda. Jika dengan bahan yang berbeda, kayu yang umum dipercaya untuk fingerboard adalah roosewood atau eboni. Fingerboard rosewood cenderung ke karakter smooth dan warm, sementara eboni lebih menghasilkan karakter bright.
3. Kondisi Fisik
Kondisi fisik mudah dilihat dengan kasat mata. Apakah kondisi masih bagus atau sudah buruk. Namun lebih jauh dalam melihat bentuk dan kondisi bodi adalah melihat karakter yang anda inginkan dari gitar tersebut. Bentuk dan kondisi bodi, neck dan headstock. Konon berbentuk meruncing cenderung menghasilkan suara bright, sementara yang tumpul adalah kebalikannya.Tak kalah penting adalah melihat kondisi neck. Letakkan mata anda pada posisi dekat dengan bridge atau ujung bodi, tataplah ke arah neck, jika neck bengkok atau melintir, pasti akan kelihatan. Memang kondisi neck yang sedikit melengkung atau melintir bisa diperbaiki dengan mengencangkan/mengendorkan Trusroad (besi yang ditanam di dalam neck), namun alangkah tidak baiknya jika dalam kondisi baru, neck telah melengkung atau melintir.Berikutnya adalah posisi headstock. posisi headstock konon tidak hanya sebagai variasi penampilan, namun mempengaruhi produksi suara. Yang paling umum adalah headstock miring ke belakang. Dengan posisi miring ke belakang, membuat senar lebih erat tertekan pada nut, maka getaran senar akan tersalur sempurna ke neck kemudian ke body dan pick-up. Ada pula hedstock yang sejajar dengan neck, maka untuk membantu menekan senar pada nut pastikan terpasang binding post.
4. Pick-up dan WiringPick-up
bertugas mengubah getaran suara menjadi signal elektrik. Pick-up turut menentukan karakter suara setelah kayu. Pada dasarnya terdapat dua buah jenis pickup, yaitu single coil dan hambucker (double). Single coil memproduksi suara yang cenderung tipis, tepat untuk suara clean yang jernih hingga crunch. Sementara hambucker lebih tepat untuk menghasilkan suara yang tebal, dan identik dengan suara distorsi yang berat.Ada tiga konfigurasi pick-up yang sering dipasang pada gitar. Pertama, satu atau dua buah Hambucker tanpa singgel coil. Sehingga tepat untuk bermain distorsi penuh. Berikutnya, satu, dua, atau tiga buah single coil tanpa hambucker. Jika anda menginginkan sound jernih, tidak menginginkan suara distorsi yang berat maka inilah pilihannya.Ke tiga, campuran antara hambucker dan single coil. Bisa satu hambucker dua single coil, atau dua hambucker satu single coil. Sehingga konfigurasi ini lebih memberi banyak pilihan karakter suara.Berikutnya untuk Knob volume dan knob tone. Konfigurasi yang telah umum adalah: pertama, satu volum satu tone. Ke dua, satu volume dua tone, ke tiga dua volume doa tone. Untuk volume tone, pastikan knob tersebut berfungsi dengan baik dalam mengontrol volume yang di keluarkan dari pickup. Untuk knob tone, pastikan terdapat perbedaan yang menyolok antara tone dibuka penuh dengan ditutup penuh.Terakhir pickup switch. Alat ini berfungsi untuk mengatur penggunaan pickup. Secara umum, terdapat dua jenis pickup swith. Yaitu tiga arah dan lima arah. Pastikan alat tersebut bekerja dengan benar. Masing-masing arah mengontrol konfigurasi pick yang sedang digunakan.Sebagai contoh untuk gitar dengan dua buah hambucker dengan pickup switch 3 arah. Arah pertama (posisi miring ke atas/samping kiri) berarti mengaktifkan neck pick-up. Bisa dicek dengan mengetuk pickup tersebut. Jika terdapat signal masuk berarti arah switch dan pick-up tersebut berfungsi sempurna. Arah kedua (posisi tengah). Biasanya mengaktifkan kedua pick-up. Bisa dicek seperti langkah pertama. Arah ke tiga (posisi miring ke bawah/samping kanan). Berati mengaktifkan bridge pickup, cek pickup tersebut seperti pada langkah pertama.
5. Penampilan
Nah yang ini selera anda, anda lebih suka bentuk serta warna seperti apa? Namun bentuk fisik turut menentukan karakter suara yang dihasilkan. Jadi lebih baik sesuaikan dengan gaya musik yang hendak anda mainkan. Untuk finisihng pengecatan terdapat dua jenis, solid colour, serta transparan. Jika serat kayu bagus, akan lebih indah jika dengan finishing transparan. Namun jika serat kayu kurang bagus pabrikan lebih sring mengecatnya dengan solid colour. Tetapi kembali lagi, ini masalah selera anda. Jadi terserah anda Selamat memilih gitar.

Musik, Bahasa Universal yang Terbatas

Ungkapan “musik adalah bahasa universal” telah lama menjadi jargon usang yang hanya cenderung menjadi pemanis dalam artikel-artikel musik. Sementara pihak yang kontra dengan ungkapan tersebut menyatakan mosi tidak percaya.
Ungkapan tersebut sering disalah artikan bahwa keuniversalannya adalah karena semua orang bisa menikmatinya, tanpa penjelasan lebih lanjut. Sementara bagi yang kontra menyatakan jika musik merupakan bahasa universal, maka tentu PBB telah menggunakan musik sebagai sarana komunikasinya.
Musik bukanlah bahasa konvensional seperti bahasa Indonesia, Inggris, Arab, Cina, dan lain-lain. Namun sebagai sebuah sistem yang mampu mewakili suasana, perasaan, bahkan gagasan, musik mampu melampaui bahasa konvensional dalam menyampaikan apa yang dikandungnya secara universal. Meski demikian, musik tidak mampu menyampaikan pesan secara lebih spesifik.
Sebagai ”bahasa universal”, musik dengan mudah menyampaikan perasaan-perasaan yang bersifat global seperti: sedih, gembira, semangat, haru, dan lain lain, kepada seluruh manusia. Namun cukup sulit untuk menyampaikan pesan sederhana dan spesifik semacam ”Ibu mau pergi ke pasar” atau ”Kambingku gemuk-gemuk”. Sebaliknya pesan spesifik semacam itu dengan mudah disampaikan oleh bahasa konvensional namun dalam masyarakat linguistik terbatas.
Dalam bahasa musik, baik masyarakat barat maupun timur akan setuju bahwa lagu gugur bunga bukanlah lagu gembira, sementara lagu Seek and Destroynya Metalica bukanlah lagu sendu. Karena musik telah menyampaikan kepada siapapun kandungan rasanya secara universal.
Teknisnya adalah seluruh manusia akan setuju bahwa akor mayor dapat dikatakan bersifat lebih ”cerah” dibandingkan akor minor. Begitu pula tidak terbantahkan di seluruh penjuru dunia jika interval ters merupakan interval konsonant sementara interval seconde merupakan interval dissonant. Di situlah letak dasar keuniversalan bahasa musik.
Musik dan Lirik.Sebagai bahasa, musikpun memiliki dua elemen simbol. Baik simbol lisan berupa nada dan ritme, serta simbol tulisan (teks) berupa notasi, tablatur, grafik dan lain-lain. Namun kedudukan antara simbol lisan dan teks dalam musik tidak cukup setara seperti dalam bahasa konvensional pada umumnya.
Di dalam bahasa konvensional, baik lisan maupun tulis relativ mampu menyampaikan secara cukup gamblang pesan apa yang diembannya. Sementara dalam musik, bahasa teks yang ada tidak cukup universal seperti bahasa lisannya.
Sebuah simbol akor C Mayor, atau A minor, tidak cukup universal dalam menggambarkan bagaimana suasana yang dibawanya. Sementara jika teks tersebut dilisankan, maka kandungan rasanya akan langsung terasa secara universal.
Ketika kebiasaan dalam musik populer berupa menambahkan syair (bahasa konvensional, atau sering disebut dengan lirik) ke dalam melodi lagu, tibalah saatnya lirik membatu melodi, harmoni, dan ritme untuk menyampaikan pesan yang lebih spesifik. Namun disaat yang sama sekaligus membatasi keuniversalannya.
Lagu Nasional Indonesia Raya dengan gamblang menyampaikan sebuah perasaan bersemangat pada seluruh manusia di dunia, terlepas dari silang sengkarut tentang dua atau tiga koplet lirik yang otentik. Namun pesan spesifik tentang kemerdekaan dan cinta tanah air bangsa Indonesia tidak akan sampai pada siapapun tanpa lirik yang menyertainya.
Keterbatasan BahasaAdalah suatu keniscayaan jika setiap bahasa memiliki keterbatasan. Karena bahasa hanya sekedar bayang-bayang dari setiap gagasan yang ada dalam pikiran manusia. Seluruh bahasa yang ada tidak mampu mengambarkan sesuatu seperti dia berada dalam dirinya sendiri.
Sebuah konsep sederhana semacam suasana duka, an-sich, tidak cukup digambarkan dengan kata duka itu sendiri. Terlebih lagi bagi orang yang tidak bisa berbahasa Indonesia. Susunan abjad D-U-K-A, Sama sekali tidak memiliki makna apapun yang berkait dengan suasana duka itu sendiri. Sementara konsep global semacam ”duka” akan lebih universal ketika diungkapkan dalam bentuk musik.
Dalam bahasa konvensional manapunpun, untuk konsep yang lebih rumit, penjabaran makna ”Tuhan” misalnya. Tidak akan pernah mampu menggambarkan ”Tuhan” seperti Dia berada dalam dirinya sendiri. Apalagi dengan bahasa seglobal musik. Tentu tidak mudah.
Bahasa universal dapat ditangkap dengan mudah oleh siapapun. Namun selalu memiliki kekurangan berupa keterbatasan materi untuk menyatakan sesuatu yang spesifik. Ekspresi wajah misalnya, ekspresi marah atau sedih dari wajah seseorang secara universal dapat dibaca oleh seluruh manusia di dunia. Namun ekspresi tidak cukup mampu untuk mendefinisikan kata ”kebudayaan” misalnya.
Begitu pula dengan bahasa musik yang bersifat universal namun terbatas pada perasaan-perasaan global. Wajar jika musik tidak mampu menyampaikan gagasan, atau gambaran yang lebih spesifik. Tentu jika ada musisi yang mampu menyampaikan gagasan spesifik dengan bahasa musik (tanpa lirik) harus diakui bahwa dia adalah musisi yang sangat tangguh.
Namun musik akan lebih terasa sangat universal ketika kita membandingkan dengan bahasa yang digunakan Tuhan dalam mengatur semesta. Karena bahasa yang digunakanNya sama dengan yang digunakanNya pula dalam mengatur musik. Tidak lain adalah melodi, harmoni, dan ritme.